My Profile

Foto saya
Jakarta Pusat, DKI JAKARTA, Indonesia

Minggu, 04 Oktober 2009

Suku Citak

1. Peralatan dan Perlengkapan
1.1. Pakaian
Pakaian yang dipergunakan kini banyak mengalami perubahan akibat pengaruh pemerintahan setempat. Para kepala kampung umumnya mempunyai satu atau dua pasang baju dan celana pendek atau panjang. Satu pasang disimpan untuk hari minggu dan untuk acara besar atau rapat, sedangkan sepasang yang lainnya terus-menerus dipakai tanpa diganti atau dicuci.
1.2. Perumahan
Mereka hidup semi nomadis, karena mereka selalu mencari daerah yang baru yang masih kaya akan pohon sagu dan binatang bururan yang hidup pada taraf ekonomi subsistem.
1.3. Alat-Alat Rumah Tangga
1.4. Senjata
1.5. Alat-Alat Produksi
1.6. Transportasi
Perahu,untuk kepentingan keluarga panjangnya 10 meter, sedangkan berburu lebih ramping dan panjangnya sekitar 4 meter.
1.7. Makanan
Makanan pokok orang Citak: sagu dan gizinya diperkaya dengan ikan dan daging.
2. Mata Pencaharian
2.1. Pertanian
2.2. Peternakan
2.3. Sistem Produksi
2.4. Sistem Distribusi
3. Sistem Kemasyarakatan
3.1. Sistem Kekerabatan menganut prinsip matrilineal
3.1.1.1. Adat menetap nikah matrilokal
3.1.1.2. Sistem pergaulan kekerabatan bilateral, sistem istilah kekerabatan yang klasifikatoris. Hal yang terakhir ini dimaksudkan bahwa istilah-istilah untuk kelompok kerabat dari satu kelompok adalah sama
3.1.1.3. Mereka juga tidak mengenal system klen.
3.2. Organisasi Politik
3.3. Sistem Hukum
3.4. Sistem Perkawinan
4. Bahasa
Orang Citak memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Citak atau terkadang disebut bahasa Kaunak. Ada yang berpendapat bahasa ini merupakan salah satu dialek dari bahasa Asmat yang termsauk rumpun bahasa Papua. Jumlah penutur bahasa ini diperkirakan sekitar 4000 jiwa, yang sekaligus sebagai perkiraan junlah orang Citak.
5. Kesenian
Seni drama dan seni rupa, merupakan bagian dari upacara-upacara yang mereka lakukan seperti memahat dan membuat perisai untuk tarian merupakan suatu kemahiran yang luar biasa.
5.1. Seni Rupa
5.2. Seni Suara
5.3. Seni Gerak
6. Sistem Pengetahuan
7. Sistem Kepercayaan (Religi)
Nasrani yang diperkenalkan oleh pemerintahan Belanda masa itu.

Kamis, 01 Oktober 2009

Perkereta Apian di Indonesia

SUNGGUH bukan suatu kondisi yang gampang untuk meningkatkan pelayanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), di tengah banyaknya persoalan teknis maupun klasik seperti fasilitas yang tidak layak, maraknya pedagang asongan yang berjualan di kereta, perlintasan kereta yang tidak berpalang pintu, kereta yang berdesak desakan hingga rawannya keamanan pengguna dari incaran copet, jambret, pemalak, dan tawuran antar sekolah di kereta api atau di stasiun yang kadang mengakibatkan timbulnya korban luka, atau terkadang meninggal. Terlebih lagi selama ini, jajaran PT KAI baik mereka yang berada di pusat maupun daerah, tampaknya sudah terbiasa dengan layanan apa adanya karena memang tidak ada saingan.

Realita yang terjadi tersebut sangat berbeda dengan transportasi umum lainnya seperti pesawat dan bus, yang sudah dimasuki oleh swasta. Operator pesawat dan bus harus mampu bersaing dan melakukan berbagai inovasi, agar produk yang mereka pasarkan laku dan memiliki daya saing tinggi. Bila kalah bersaing, tinggal tunggu saja masa-masa sulit yang berakhir dengan ambruknya usaha yang mereka kelola. Sebab itu paradigma memberikan pelayanan apa adanya yang sudah terlalu lama mendarah daging di tubuh PT KAI, sudah saatnya diubah. Meski harus diakui upaya untuk mengubah paradigma PT KAI dalam melayani, bukannya persoalan yang mudah.

Masalah yang sering timbul saat ini adalah banyaknya keluhan masyarakat mengenai semrawut dan banyaknya pedagang asongan yang berjualan dikereta. Pedagang asongan ini tidak hanya mengganggu para penumpang yang sudah berdesakan, tetapi juga menimbulkan sampah yang berserakan di dalam gerbong yang mengganggu kenyamana para penumpang di kereta. Walaupun sudah sering kali ditertibkan dan ditegur, mereka tetap saja membandel. Hal ini disebabkan karena PT KAI tidak menerapkan aturan yang tegas yang sudah ada. Kalau saja PT KAI menerapkan peraturan-peraturan yang berlaku, pasti masalah pedagang asongan ini dapat diselesaikan.

Masalah lainnya yang ada saat ini adalah banyaknya kecelakaan kereta api di palang pintu kereta api. Hal ini terutama disebabkan oleh human error, seperti kelalaian pengemudi dan masyarakat yang melintas padahal kereta sudah dekat dan juga terlambatnya petugas pintu perlintasan dalam menutup pintu dan akhirnya dijadikan tersangka Banyak petugas pintu kereta api yang mengeluhkan gaji mereka kecil dan jam kerja yang sangat lama. Padahal mereka harus mencri nafkah yang mencukupi untuk keluarga di rumah. Peran mereka sangat amat penting, bayangkan saja jika tidak ada mereka. Bisa dipastikan akan terjadi kecelakaan setiap hari di berbagai pintu perlintasan kereta api. Seharusnya PT KAI memberikan insentif kepada mereka berupa kenaikan gaji dan pengurangan jam kerja. Hal ini pasti dapat memberikan motivasi dan dorongan agar mereka dapat bekerja lebih baik lagi ke depan dan seterusnya

Masalah PLN

Di berbagai daerah Indonesia saat ini masih mengalami berbagai masalah dengan listrik. Seperti adanya daerah yang belum tersentuh listrik hingga saat ini, pemadaman listrik secara bergilir, pencurian listrik, hingga masalah sumber daya. PLN mempunyai tugas utama untuk membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik kepada masyarakat, tapi sebagian besar masyarakat menganggap bahwa PLN belum maksimal dalam mengerjakan tugasnya.

Masalah PLN yang paling besar saat ini mugkin ada pada sumber daya. Selama ini memang ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil begitu tinggi, malah sangat tinggi. Penggunaan minyak bumi mencapai 46,37%, batu bara 27,86%, dan gas bumi sebanyak 17,99% , sisanya merupakan energi alternatif (ESDM 2007). Begitu besarnya ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil terutama menyebabkan negara kebakaran jenggot menghadapi kenaikan BBM, termasuk PLN

Faktanya, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor terbesar batu bara. Ekspor batu bara Indonesia terus meningkat tiap tahun. Akibatnya PLN pun kekurangan batu bara. Industri pun kesulitan karena bahan bakar terbatas dan harganya mahal. Pemerintah seharusnya mulai mengubah paradigma kebijakan energi, yakni energi tidak hanya dilihat sebagai komoditas dagang. Pemerintah harusnya mendorong terciptanya ketahanan energi nasional. Belajar dari negeri Cina, yang notabene sebagai negara peghasil batu bara terbesar dunia tetapi ekspor batu bara mereka jauh dibawah Indonesia. Hal ini karena pemerintah Cina menggunakan batu bara sebagian besar untuk mendorong sektor energi dan industri.

Masalah kekurangan sumber daya lainnya juga disebabkan karana pembangkit listrik yang berbasis batu bara tidak mendapatkan pasokan batu bara yang high grade, karena para pengusaha batu bara lebih suka menjual high grade batu bara ke luar negeri dengan harga yang tinggi, sedangkan yang low grade di supply ke PLN dikarenakan patotan harga batu bara dari PLN rendah. Agak ironis memang, dimana Indonesia terutama kalimantan yang kaya akan batu bara mensupply high grade luar negeri atau ke pembeli yang mau membeli dengan harga mahal, sedangkan yang low grade diberikan pada PLN. Mungkin PLN perlu bernegosiasi ulang mengenai harga batu bara, Jika PLN mendapatkan batu bara yang low grade sudah tentu kapasitas terpasang tidak bisa optimal

Hampir setiap tahun PLN menaikkan tarif dasar listrik (TDL), banyak masyarakat yang mengeluhkan hal ini. “Harga boleh-boleh saja naik, tapi harus disertai dengan peningkatan mutu pelayanan juga,” ungkap salah satu warga. Dan ini tentunya diinginkan oleh semua konsumen PLN di seluruh Indonesia. Pihak PLN tentunya sudah lelah mendengar keluhan dari masyarakat mengenai kinerjanya. Oleh karena itu mari kita berharap, agar PLN dapat menyelesaikan semua masalahnya secepatnya agar tidak ada lagi keluhan dari masyarakat