My Profile

Foto saya
Jakarta Pusat, DKI JAKARTA, Indonesia

Kamis, 01 Oktober 2009

Perkereta Apian di Indonesia

SUNGGUH bukan suatu kondisi yang gampang untuk meningkatkan pelayanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), di tengah banyaknya persoalan teknis maupun klasik seperti fasilitas yang tidak layak, maraknya pedagang asongan yang berjualan di kereta, perlintasan kereta yang tidak berpalang pintu, kereta yang berdesak desakan hingga rawannya keamanan pengguna dari incaran copet, jambret, pemalak, dan tawuran antar sekolah di kereta api atau di stasiun yang kadang mengakibatkan timbulnya korban luka, atau terkadang meninggal. Terlebih lagi selama ini, jajaran PT KAI baik mereka yang berada di pusat maupun daerah, tampaknya sudah terbiasa dengan layanan apa adanya karena memang tidak ada saingan.

Realita yang terjadi tersebut sangat berbeda dengan transportasi umum lainnya seperti pesawat dan bus, yang sudah dimasuki oleh swasta. Operator pesawat dan bus harus mampu bersaing dan melakukan berbagai inovasi, agar produk yang mereka pasarkan laku dan memiliki daya saing tinggi. Bila kalah bersaing, tinggal tunggu saja masa-masa sulit yang berakhir dengan ambruknya usaha yang mereka kelola. Sebab itu paradigma memberikan pelayanan apa adanya yang sudah terlalu lama mendarah daging di tubuh PT KAI, sudah saatnya diubah. Meski harus diakui upaya untuk mengubah paradigma PT KAI dalam melayani, bukannya persoalan yang mudah.

Masalah yang sering timbul saat ini adalah banyaknya keluhan masyarakat mengenai semrawut dan banyaknya pedagang asongan yang berjualan dikereta. Pedagang asongan ini tidak hanya mengganggu para penumpang yang sudah berdesakan, tetapi juga menimbulkan sampah yang berserakan di dalam gerbong yang mengganggu kenyamana para penumpang di kereta. Walaupun sudah sering kali ditertibkan dan ditegur, mereka tetap saja membandel. Hal ini disebabkan karena PT KAI tidak menerapkan aturan yang tegas yang sudah ada. Kalau saja PT KAI menerapkan peraturan-peraturan yang berlaku, pasti masalah pedagang asongan ini dapat diselesaikan.

Masalah lainnya yang ada saat ini adalah banyaknya kecelakaan kereta api di palang pintu kereta api. Hal ini terutama disebabkan oleh human error, seperti kelalaian pengemudi dan masyarakat yang melintas padahal kereta sudah dekat dan juga terlambatnya petugas pintu perlintasan dalam menutup pintu dan akhirnya dijadikan tersangka Banyak petugas pintu kereta api yang mengeluhkan gaji mereka kecil dan jam kerja yang sangat lama. Padahal mereka harus mencri nafkah yang mencukupi untuk keluarga di rumah. Peran mereka sangat amat penting, bayangkan saja jika tidak ada mereka. Bisa dipastikan akan terjadi kecelakaan setiap hari di berbagai pintu perlintasan kereta api. Seharusnya PT KAI memberikan insentif kepada mereka berupa kenaikan gaji dan pengurangan jam kerja. Hal ini pasti dapat memberikan motivasi dan dorongan agar mereka dapat bekerja lebih baik lagi ke depan dan seterusnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar